PETUNJUK PEMASANGAN GENTENG ASPAL CTI

Genteng aspal merupakan genteng lembaran yang disusun secara berlapis dengan lembaran genteng lainnya sehingga dalam pemasangannya memerlukan cara khusus dan juga perlu teknisi yang tepat. Jika pemasangan dilakukan tidak tepat maka akan membuat genteng aspal mudah rusak dan mengakibatkan kebocoran. Agar tidak mengalami kesalahan pemasangan, untuk itu mari kita simak langkah-langkah dalam pemasangan Genteng Aspal yang baik!

Agar dapat terpasang dengan baik dan benar maka sebelum memulai pemasangan perlu memperhatikan dengan baik gambar berikut ini untuk urutan susunan pemasangan Genteng Aspal yang perlu diketahui mulai dari pemasangan rangka baja ringan, multiplek, underlayer, starter, genteng aspal, dan kemudian nok.

PERLENGKAPAN PEMASANGAN – YANG DIPERLUKAN ANTARA LAIN:

Sebelum memulai pemasangan, perlu diperhatikan alat-alat yang dibutuhkan dalam pemasangan agar genteng aspal dapat terpasangan dengan baik dan tidak terjadi kebocoran.

Alat dan bahan yang diperlukan yaitu sebagai berikut :

  • Flashing
  • Primer
  • Underlayer
  • Paku
  • Palu
  • Alat Potong
  • Meteran
  • Sipatan
  • Sealant

1. STANDAR JARAK RENG

Tahap pertama yaitu pemasangan kuda-kuda baja ringan dan reng.

Jarak antar rangka kuda-kuda baja ringan yaitu 800mm-1200mm.

Sedangkan standar jarak reng yaitu:

  • Jika tebal multiplek yang dipakai yaitu 9mm maka jarak reng yang digunakan 405mm antara as ke as.
  • Jika tebal multiplek yang dipakai yaitu 12mm maka jarak reng yang digunakan 605mm antara as ke as.

2. STANDAR JARAK MULTIPLEK

Tahap kedua yaitu pemasangan multiplek pada permukaan reng.

Ketebalan minimal multiplek yang dipakai yaitu 9mm dengan jarak antar sekrup yang dipasang adalah 300mm. Untuk setiap pertemuan sambungan ujung multiplek menggunakan double reng agar pada bagian ujung-ujungnya agar tidak mudah patah.

3. PEMASANGAN FLASHING

Tahap ketiga yaitu pemasangan flashing.

Flashing dipasang mengikuti keliling ujung-ujung dari multplek/GRC. Untuk penggunaan multplek 9mm menggunakan ukuran flashing 40mmx80mmx9mm dengan panjang efektif yaitu 1 meter.

4. PEMASANGAN UNDERLAYER

4.1 PEMASANGAN UNDERLAYER MEMBRANE BAKAR (SUDUT 10°-15°)

Tahap keempat yaitu pemasangan underlayer.

Untuk kemiringan 10°-15° derajat menggunakan underlayer type membrane bakar dengan sistem pasang overlap 150mm. Jika menggunakan membrane bakar maka tidak diperlukan lagi menggunakan paku untuk merekatkan genteng dan membrane ke permukaan multiplek tetapi cukup dibakar saja bagian belakang dari membrane untuk membuat permukaannya meleleh dan merekat kuat pada permukaan multiplek.

4.2 PEMASANGAN UNDERLAYER (SUDUT >15°)

Untuk kemiringan >15° menggunakan underlayer type standar dengan sistem pasang overlap 100mm. Jika menggunakan underlayer type standar perlu menggunakan paku untuk menempelkan genteng dan underlayer di atas permukaan multiplek sebab kemiringan yang cukup curam diatas 15° membuat underlayer dan genteng mudah terlepas dari multiplek sehingga perlu adanya tambahan paku.

5. POTONGAN MELINTANG

Tahap kelima yaitu memastikan pemasangan sekrup dan paku dengan benar.

Dalam pemasangan genteng aspal perlu diperhatikan pemasangan sekrup maupun paku yang terpasang. Dapat dilihat pada gambar dibawah ini bahwa pemasangan sekrup yang tepat yaitu harus menembus lapisan multiplek dan reng sedangkan untuk pemasangan paku genteng harus menggunakan minimal diameter paku 7mm dengan pemasangan yang menempel tepat pada permukaan genteng tidak miring, kurang dalam maupun terlalu dalam karena dapat mempengaruhi kekuatan atap dan menyebabkan kebocoran.

Untuk rangka atap yang terekspos pada bagian interior untuk ketebalan multiplek minimal yaitu 15mm ataupun mengecat bagian sekrupnya agar tidak terlihat pada bagian interior bangunan.

6. PEMASANGAN STARTER

Tahap keenam yaitu pemasangan starter disekeliling tepi multiplek.

Starter yaitu berfungsi sebagai awalan dari pemasangan genteng aspal. Starter terbuat dari atap itu sendiri dapat dilihat dari gambar di bawah ini dengan memotong 3 bagian daun atap sehingga hanya menyisakan shadow atau bagian atas genteng aspal. Bagian starter ini kemudian ditempatkan ujung tepi atap dan dipaku dengan 3 buah paku yaitu bagian tengah, samping kiri dan samping kanan dengan jarak dari sekrup terakhir tepi atap 50mm.

Pada tipe genteng CT6 pun sama halnya dengan CT3 perlu memotong bagian daun hexagonalnya seperti gambar dibawah sehingga menjadi lembaran starter yang siap dipasang.

7.1 PEMASANGAN CT3 DAN POSISI PAKU

Tahap ketujuh yaitu pemasangan genteng aspal.

Pada bagian pemasangan genteng perlu diperhatikan jarak pemasangan paku antara batas shadow atap dengan bagian daun atap yaitu 25mm atau tepat pada bagian shadow atau bayangan atap. Perlu diperhatikan bahwa pada pemasangan pada daerah yang memiliki aliran angin normal atau dengan kemiringan kurang dari 60° cukup dengan 4 buah paku setiap lembar genteng sedangkan untuk daerah yang memiliki aliran angin kencang atau kemiringan atap lebih dari 60° maka perlu memasangkan 6 buah paku dengan penambahan 2 buah paku diatas batas nat daun genteng. Jika atap berbentuk mansard maka direkomendasikan menggunakan sealant pada bagian belakang atap agar lebih aman.

Jarak antar paku yaitu dari batas sambung daun atap yaitu 250 mm dan 190 mm dari tepi bawah daun atap. Agar lebih dapat memahami maka dapat dilihat pada link video dibawah ini.

7.2 PEMASANGAN CT5 DAN POSISI PAKU

Pada pemasangan tipe CT5 perlu memperhatikan penempatan posisi pemasangan paku. Pada tipe ini 2 buah paku dipasang pada bagian shadow atau bayangan dan 2 paku pada bagian daun atap. Jarak penempatan paku pada bagian bayangan atap yaitu 25mm dari batas bayangan dan 25mm dari batas terpendek bagian daun atap. Agar lebih dapat memahami maka dapat dilihat pada link video dibawah ini.

7.2 CT5 SHINGLES FORMATION

Berbeda dengan pemasangan tipe genteng lainnya, tipe CT5 menggunakan formasi zig-zag dengan pola nya. Formasi pola yang digunakan yaitu 1-1-3. Perhatikan gambar dibawah ini untuk nomor 1 yaitu atap yang memiliki daun terkecil, nomor 2 yaitu atap dengan daun ukuran sedang sedangkan untuk nomor 3 yaitu atap dengan ukuran terbesar. Pada pola 1-1-3 ini dipasang tepat pada bagian tengah pertemuan antar sambungan lembaran atap. Jika pola 1-1-3 ini sudah terpasang maka ulangi kembali pola ini pada baris pemasangan diatasnya.

7.3 PEMASANGAN CT6 DAN POSISI PAKU

Pada pemasangan tipe CT6 sama seperti pemasangan pada tipe CT3 yaitu menggunakan 4 buah paku pada atap dengan kemiringan dibawah 60° dan dengan kondisi daerah aliran angin yang normal sedangkan 6 buah paku pada kemiringan atap diatas 60° dan dengan kondisi daerah angin kencang. Penyusunan atap dibuat mengikuti pola hexagonalnya seperti gambar dibawah hingga susunan yang paling atas atap.

8. PEMASANGAN ATAP SESUAI DENGAN BENTUK ATAP

Tahap kedelapan yaitu memperhatikan cara pemasangan genteng sesuai dengan bentuk atap.

Dalam pemasangan genteng aspal perlu menyesuaikan pemasangannya sesuai dengan bentuk atap. Jika atap berbentuk persegi maka awal pemasangannya dimulai dari sisi kanan ke arah kiri atau sebaliknya kiri ke arah kanan disusun ke atas hingga susunan atap yang terakhir. Jika atap berbentuk segitiga maka genteng aspal perlu dipasangkan pada bagian as terbawah atap. Sebelum melakukan pemasangan, perlu menarik garis lurus tepat pada bagian as tengah atap berbentuk segitiga tersebut dengan tujuan agar genteng terpasang sejajar lurus dengan garis nat genteng. Kemudian pemasangan genteng disusun ke arah kanan dan ke arah kiri secara bergantian hingga susunan paling atas atap.

9. PEMASANGAN NOK

Tahap kesembilan yaitu pemasangan Nok.

Nok terbuat dari lembaran genteng aspal yang dibagi menjadi 3 bagian sesuai dengan garis daun atap. Dari bagian potongan tersebut kemudian ditekuk menjadi dua membentuk sudut siku. Setelah itu paku potongan tersebut pada bagian as atau tengah bagian bayangan atap ke susunan akhir atap di kedua bagian sisi kiri dan kanan yang sudah ditekuk. Ulangi langkah tersebut hingga bagian akhir ujung nok seperti pada gambar dibawah ini.

10. PEMASANGAN JURAI

Tahap kesepuluh yaitu pemasangan Jurai.

Tidak semua bentuk atap memiliki pertemuan jurai. Atap yang memiliki jurai biasanya berbentuk limasan ataupun perisai. Jurai dipasang dengan cara dipasang dengan susunan anyaman pada bagian pertemuan dua arah tekukan bentuk atap atau sudut tekukan atap seperti gambar dibawah ini. Kemudian beri paku pada jarak 200mm dari batas garis jurai. Pada garis terluar jurai beri jarak 300-457 mm lalu paku pada bagian ujung lembaran atap. Pemasangan jurai dengan cara dipotong perlu memotong lembaran atap dengan jarak 50 mm dari jarak garis jurai.

Agar dapat memahami lebih lagi mengenai pemasangan genteng aspal maka dapat mengklik pada bagian tautan dibawah ini.

* Animasi Pemasangan Genteng Aspal CTI: https://youtu.be/tZZjxBYU9FM